Senin, 28 Desember 2015

Abang - Padang

Lelaki yang entah keberapa yang pernah dikenalkan padaku dengan harapan tinggi semoga aku menemukan jodoh, siapa tahu dia jodohku, menurut uwa yang mengenalkan kami. Sebelumnya memang pernah dikenalkan pada lelaki Betawi yang berakhir pada putusnya komunikasi. Memang aku pun tidak merasa terhubung dengannya. Nah, karena tidak berhasil maka lelaki kedua mencoba "ditawarkan" padaku.

Lelaki yang lebih muda satu tahun dariku ini, asli Padang yang tinggal di Jakarta dan pernah menetap di Bandung selama empat tahun. Dari awal kami sering komunikasi melalui panggilan telepon dan berkirim SMS. Seiring berjalannya pergantian hari, aku merasa terlalu bosan mendengar pertanyaan: udah makan? lagi apa? lagi dimana?
Tak ada pertanyaan atau pembahasan lain, membuatku perlahan menjauh dan "menghilang" dari hubungan yang terjadi antar kota ini. Oh iya, kami belum pernah bertatap muka. Dia selalu berharap saya datang ke Jakarta dan bertemu dengannya, sementara ujian pertama yang harus dilaluinya adalah perjuangan dia untuk bertemu denganku. Jika memang serius, aku mengharuskan dia yang datang ke Bandung untuk bertemu denganku, toh dahulu dia pernah menjadi penghuni Bandung juga. Bahkan ibuku setuju untuk hal yang satu ini, ibu melarangku untuk sengaja ke Jakarta untuk menemuinya, meskipun aku sering ke Jakarta tak pernah mengabarinya. Dia yang harus ke Bandung! Itu saja.

Sebulan dua bulan terkadang kami tak berkirim pesan, aku memang tidak ingin melakukannya. Mungkin bagi orang lain hal ini menjadi penyebab aku belum menikah sampai saat ini, tapi bagiku alasan menghubungi seseorang terlebih yang belum pernah bertemu harus benar-benar jelas, aku memang melakukannya dengan tulus bukan karena modus. Duh, aku terlalu pelit untuk melakukan sesuatu yang jelas-jelas wasting time, apalagi kirim SMS kan berbayar. Iya, aku memang pelit. Hari gini gak bermedia modern, malesin. Sementara pilihan BBM/WA/LINE dan beragam jenis lain bisa dipilih, ya walaupun aku juga hanya menggunakan WA saja lainnya tidak.

Hari ini aku mengirim SMS padanya karena sehari lalu dia berulang tahun, pernah dia mengirim SMS tentang tanggal lahirnya. Dia membalas dengan pertanyaan, "Koq tahu? Saya aja lupa. Sedang dimana? Doakan saya ketemu jodoh ya?"
Duh, kemudian aku malas untuk sekedar menjawab pertanyaan darinya. Maaf kan ya.

Tugasku akan berakhir jika kami sudah bertatap muka, apakah perjodohan ini akan dilanjutkan atau tidak. Selama kami masih belum bertemu, akan kuusahakan untuk tetap berkomunikasi dengan Abang asal Padang ini. Kalau pun setelah pertemuan kami tidak "nyambung" yo wis aku ndak bisa apa-apa. Sing penting sudah melakukan apa yang bisa dilakukan. Jodoh kan sudah dituliskan. Gak usah terlalu ngoyo. Iya toh?

Demikian, selanjutnya akan saya ceritakan lelaki lainnya ya. Jangan bosan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar