Kali ini rapat kedua yang saya hadiri di kantor FFB membahas tentang film Nasional yang telah kami tonton di bioskop. Penilaian di bagi dalam tiga termin selama setahun, tiap termin akan dipilih lima nominee yang akan disandingkan dengan film lain dari dua termin. Nah tadi siang adalah termin kedua periode Januari - Maret 2015.
Ada beberapa film yang saya beri nilai angka dan kami bahas bersama setelah diakumulatif per kategori dan dihitung total. Ada beberapa pembahasan yang menyayangkan dua film terpuruk di kategori editing dan musik padahal menurut dominasi pengamat masih layak di tiga besar per kategori.
Lalu dari sanalah poin penilaian saya mulai mengerucut dan fokus. Memang jika hanya sekali menonton akan keteteran untuk menikmati dan menilai sekaligus, butuh keterampilan yang teruji agar keduanya bisa dilakukan bersamaan.
Ada beberapa film yang tidak ada pemeran pembantu wanita namun tetap harus ada poin, kadang menjadi rancu. Akhirnya kami bersepakat untuk memberikan poin minimal 4 untuk kategori layak nilai. Mungkin termin ini saya terlalu baik hati dengan memberikan poin tinggi, karena pertimbangan ribetnya memproduksi film. Lalu ada pilihan angka plus koma sehingga tak harus nilai bulat, disanalah akan terlihat perbedaannya dari satu film ke film lain.
Ada beberapa film nasional yang luput dari pengamatan karena waktu tayang yang kadang singkat atau karena pengamat merasa "malas" untuk menontonnya. Inilah tugas utama regu pengamat untuk mengkurasi seluruh film yang tayang sehingga ada beberapa kategori yang mungkin akan menonjol dan menjadi nilai lebih sebuah film.
Esok saya akan menonton Filosofi Kopi dan Guru Bangsa Tjokroaminoto dengan free pass yang difasilitasi FFB bagi regu pengamat. Oke tugas saya adalah menonton lebih peka dan jeli, tak hanya berfokus pada cerita saja. Mari belajar membaca film! :D
_Ina_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar